ERAMEDIA.ID, PANDEGLANG – Warga di Kampung Cimedang, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang Banten, mengeluh dengan sampah kiriman yang berasal dari Pasar Menes. Pasalnya, sampah yang terbawa arus air yang mengalir di sungai Cisuuk itu, sampai berserakan di Jalan Nasional KM.12 Pandeglang-Labuan.
Seorang warga di Kampung Cimedang, Tekad Supadi (74) menuturkan, awal mula sampah tersebut berserakan di Jalan Nasional. Menurut nya, sampah-sampah tersebut terbawa air sungai saat hujan deras mengguyur wilayah Menes.
“Kemarin (3/10/2024) sore kan hujan tuh lumayan gede, nah waktu abis magrib sekitar Isya-an, sungai itukan mampet karena sampah. Terus karena mampet pas di jembatan gorong-gorong situ. Airnya ngalir kearah Jalan semua sama sampahnya, pas didepan Alfamart tuh,” ucapnya, Jum’at (4/10/2024).
Supadi mengaku peristiwa sampah kiriman tersebut sering terjadi, dan dirinya mengaku kesulitan ketika membersihkannya. Bahkan, karena posisi tempat tinggalnya yang lebih rendah dari Jalan Nasional, dan bersebrangan dengan sungai. Membuat Sampah-sampah itu sampai di halaman rumahnya.
“Yaudah karena tempat saya dibawah ya kebanjiran, mending kalau cuma banjir air. Ini mah banjir sampah. Makanya didepan situ saya kasih agak tinggi, supaya airnya gak kearah sini. Tapi sampahnya ngumpul di depan sini semua, halaman ini semuanya penuh sampah. Saya minta bantuan tetangga buat ngebersihin sampah sebelah sini,” ungkapnya.
Supadi berharap, Pemerintah bisa menindak lanjuti persoalan sampah tersebut, dan mengajak warga Menes yang tinggal tak jauh dari sungai Cisuuk untuk bisa mengelola sampahnya dengan baik.
“Pokoknya sampahnya itu dari arah pasar, kalau bisa nyetop sampah dari pasar pokonya aman. Harusnya kan sampahnya dimasukin wadah, terus dibuang ke tempatnya. Soalnya dibelakang pasar itukan, sampahnya numpuk aja di situ, kalau ada hujan longsor, ke bawa ke sini,” Imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang, winarno mengatakan pihaknya akan segera menindak lanjuti persoalan sampah yang berserakan dijalan tersebut.
“Nanti saya akan menelepon petugas yang tinggal di daerah Menes, supaya sampahnya bisa diangkut,” katanya.
Terkait tudingan warga yang mengatakan bahwa sumber sampah berasal dari Pasar Menes, Winarno mengaku dirinya tidak bisa memastikan asal muasal sampah. Karena di Pasar Menes, para Pedagang tertib membuang sampah ke bak sampah yang telah tersedia.
“Karena mereka wajib retribusi, dan sampahnya ditarik oleh kami setiap hari,” ungkapnya.
Terakhir, dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bijak membuang sampah, dan jangan sampai membuang sampah ke sungai.
“Saya juga berharap ke depan, setiap Desa menganggarkan TPA (Tempat pembuangan sampah sementara) atau satu RW satu. Dan alat transportasinya seperti motor buat ngangkut sampahnya. Nanti kami yang membawa sampah yang telah terkumpul ke TPA-nya,” pungkasnya. (Fan/Red)***